Minggu, 19 Februari 2012

My One and Only

Malam itu, seorang kerabat menyuruhku mencium keningnya namun aku menolak. bukan, bukan karena aku tidak mencintainya, melainkan karena aku tidak mau menerima kenyataan bahwa itu adalah terakhir kali aku bisa mendengar nafasnya. walau naluriku pun jelas membisikkan bahwa itu adalah kesempatan terakhir mendampinginya, aku masih menyangkal dan berkata pada diriku sendiri bahwa masih akan ada banyak malam lagi yang bisa kulewati dengannya. malam itu aku hanya menggenggam erat tangannya dan membisikkan motivasi agar bertahan. sisanya kulakukan seperti malam-malam sebelumnya, selalu berada di sisinya sembari berdoa ada keajaiban lagi dariNya untuk sebuah kesempatan bagi dirinya. yang juga akan berarti, kesempatan lagi bagiku untuk terus bersamanya.

Subuh itu, selepas aku menghadap Alloh di sisi ranjangnya, ia menolak kudampingi di hari itu. ia memintaku tetap berangkat ke kampus untuk mengikuti ujian. bahkan dalam keadaan setengah sadar dan nafas yang ditopang mesin punia memastikan aku mendapatkan pilihan hidup terbaik.

Sang kerabat sekali lagi memintaku untuk mengecup dan memeluknya. Tapi aku terlalu takut untuk menerima kenyataan bahwa itu terakhir kali aku bisa menyentuh dan merasakan kehadirannya. Jadi, aku hanya berpamitan dengan sugesti bahwa aku masih bisa memberikan pelukan dan doa terhangatku lagi padanya di malam-malam berikutnya.

Namun Alloh maha berkehendak. Dia memanggilnya justru di detik pertama aku mengerjakan soal ujian mata kuliah anatomi I itu, 7 November 2007, pukul 07.00. Aku bisa merasakannya pergi, merasakan seluruh beban rasa sakitnya, yang ia tahan bertahun-tahun, terangkat lepas dari jasadnya. Namun aku masih menyangkal naluriku itu karena aku tidak mau menerima kenyataan bahwa ia harus pergi. Setelah ujian selesai, kerabat kami ada yang menjemputku pulang dan kemudian aku hanya bisa menemui jasadnya yang sedang dimandikan orang-orang yang juga mencintainya. Aku hanya bisa terdiam, membisu, karena aku masih tidak mau menerima kenyataan akan kepergiannya. Beberapa menit setelahnya, aku baru bisa menerima kenyataan bahwa ia memang telah berpulang. sesak rasanya dadaku, seolah seluruh airmataku membanjir di dalam rongga dadaku namun tidak ada sedikitpun yang dapat kulimpahkan keluar melalui mataku. segala pikiran berkecamuk dalma pikiranku. ke manakah perjalanannya selanjutnya? akankah doa-doaku sampai kepadanya? kecewakah ia padaku yang tidak ada di sisinya saat ia pergi? akhirnya beberapa tetes airmataku meleleh juga. namun sesegera mungkin kutahan ratapanku agar tetap tegar di hadapan seluruh keluarga dan kerabat yang datang. aku pun tak ingin perjalanannya tertahan oleh ratapanku di dunia fana ini.

The very first love I've felt since I was born has gone. Alloh has taken away the one and only person I've truly loved and I will never be able to erase the memories. Even the time can't either.


Tak akan pernah ada lagi dekapan hangat darinya di rumah kami. Tak akan ada lagi senyum dan canda tawa darinya. Kini cintaku padanya hanya bisa kualirkan melalui panjatan doa pada Ar-Rohmaan.

Walau sungguh, penyesalan terbesarku adalah tidak ada di sisinya ketika ia berpulang. hingga saat ini, aku masih ingin kembali ke masa itu dan melepasnya dengan tuntunan talqin dalam pelukan hangat. aku pun sering bertanya-tanya bagaimana kabarnya sekarang.. baikkah? burukkah? ingatkah ia padaku dan keluarga ini serta semua curahan cintanya selama dulu kami bersama?

Ya Rohmaan Ya Rohiim.. sampaikan salamku padanya dan berikan ia tempat terbaik di sisimu. cintai ia seperti ia mencintaiku dulu, ampuni semua kesalahannya, dan selalu naungi ia dalam rahmatMu. dirinya adalah cinta terbaik dalam hidupku yang terkadang kusiakan.

Ya Rabb.. cintanya padaku adalah bukti kebesaran cintaMu padaku. Jika Kau ternyata tak izinkanku membalas cintanya di dunia, terimalah seluruh ungkapan cintaku padanya melalui rahmatMu yang Maha besar.

Sungguh, bagiku, dirinya adalah Ibu terbaik yang Kau pernah ciptakan.
Kumohon dengan segala hormat, ya Goffar.. Ampuni segala kekhilafannya dan sediakan tempat terbaik di Jannah baginya.